Musik dan Relaksasi Pikiran
4 jam lalu
Dalam hiruk pikuk kehidupan modern yang penuh tuntutan akademik, pekerjaan, maupun tanggung jawab rumah tangga, tubuh dan pikiran manusia sering
***
Wacana ini ditulis oleh Rasil Hakim Hasibuan, Luthfiah Mawar M.K.M., dan Dr. M. Agung Rahmadi, M.Si. Lalu diedit oleh Aisyah Umaira, Andieni Pratiwi, Andine Mei Hanny, Dwi Keisya Kurnia, dan Naila Al Madina dari IKM 6 Stambuk 2025, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UIN Sumatera Utara.
Dalam hiruk pikuk kehidupan modern yang penuh tuntutan akademik, pekerjaan, maupun tanggung jawab rumah tangga, tubuh dan pikiran manusia sering kali dilanda rasa lelah yang tidak disadari. Stres yang menumpuk perlahan dapat menggerus energi, menurunkan konsentrasi, bahkan memengaruhi kualitas interaksi sosial. Dalam situasi demikian, musik hadir bukan semata sebagai hiburan, melainkan sebagai medium terapeutik yang memberi ruang bagi pikiran untuk beristirahat. Musik, dengan segala kompleksitas nadanya, mampu menjadi teman sederhana yang menenangkan serta membantu meredakan kepenatan setelah seharian beraktivitas.
Pengalaman personal banyak orang, termasuk mahasiswa, memperlihatkan peran musik dalam mengurangi tekanan mental. Saat tumpukan tugas kuliah menghadirkan beban yang terasa berat, mendengarkan musik Lo-Fi melalui headphone kerap menghadirkan ketenangan dan mempermudah proses tidur. Hal ini memperlihatkan bahwa musik bekerja layaknya terapi non-farmakologis yang memberi dampak nyata bagi kesehatan psikologis. Bagi mahasiswa yang harus berpacu dengan tenggat, pekerja yang berhadapan dengan target, maupun ibu rumah tangga yang terikat rutinitas tanpa henti, musik dapat menjadi solusi sederhana untuk mengatur napas, menurunkan stres, dan memperbaiki suasana hati. Tidak heran jika terapi musik kini semakin diakui sebagai pendekatan ilmiah yang mendukung kesehatan mental.
Berbagai penelitian memperkuat pemahaman bahwa musik memiliki pengaruh mendalam terhadap tubuh dan jiwa. Musik yang lembut mampu memperbaiki kualitas tidur dengan menenangkan sistem saraf dan menciptakan suasana nyaman menjelang istirahat malam. Alunan nada perlahan juga terbukti menurunkan detak jantung dan menekan kecemasan, sementara lagu-lagu penuh energi memberi suntikan semangat bagi remaja atau pekerja yang membutuhkan dorongan motivasi. Musik pun dapat menjadi media aman untuk menyalurkan emosi; dari meluapkan amarah lewat musik rock hingga menenangkan batin dengan musik religi atau suara alam. Dengan demikian, musik berfungsi bukan hanya sebagai pengatur emosi, tetapi juga sebagai sarana ekspresi diri yang menyehatkan.
Temuan akademis mengukuhkan pengalaman empiris ini. Jurnal Intelek dan Cendekiawan Nusantara (2025) mencatat bahwa terapi musik mampu meningkatkan kualitas tidur mahasiswa tingkat akhir, sementara Jurnal Edukasi (2020) menunjukkan bagaimana musik dapat memengaruhi kondisi psikologis remaja. Musik yang ceria terbukti meningkatkan semangat, sedangkan musik melankolis membantu pendengarnya mengolah kesedihan. Bahkan, penelitian lain membuktikan bahwa musik berkontribusi menurunkan tekanan darah, memperlambat denyut jantung, serta meredakan ketegangan otot. Singkatnya, musik menyehatkan pikiran sekaligus tubuh, menjadikannya terapi holistik yang menyentuh dimensi emosional dan fisiologis manusia.
Refleksi dari kenyataan ini mengajarkan bahwa di tengah kesibukan modern, kita perlu menyediakan ruang bagi diri untuk beristirahat. Mendengarkan musik adalah bentuk perawatan diri yang sederhana, murah, dan mudah dijangkau, bahkan dapat dilakukan di perjalanan pulang. Setiap orang memiliki “lagu penyelamat” yang khas, entah berupa suara alam, musik religi, atau pop populer, yang mampu memberi ketenangan, kegembiraan, maupun kekuatan emosional. Lebih dari itu, musik juga memperkuat ikatan sosial, baik melalui pengalaman bernyanyi bersama maupun berbagi playlist dengan sahabat. Dari sana tercipta rasa kebersamaan yang memperkaya kualitas hubungan antarindividu.
Pada akhirnya, musik adalah kebutuhan sekaligus hiburan yang melintasi batas usia dan profesi. Ia bukan hanya sarana untuk tidur lebih nyenyak atau mengurangi stres, melainkan juga cermin dari cara manusia menjaga keseimbangan batin dan kesehatan tubuh. Dalam dunia yang semakin cepat dan menekan, musik hadir sebagai sahabat setia yang senantiasa memberi ruang untuk bernapas, menenangkan pikiran, serta menjaga keberlangsungan hidup yang lebih sehat dan bermakna.
Corresponding Author: Rasil Hakim Hasibuan (email: [email protected])

Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Baca Juga
Artikel Terpopuler